Ruangbagian dalam digunakan untuk tempat tinggal lurah. Bagian Warga sekitar pada pertengahan 1990-an secara bertahap berinisiatif memperbaiki bagian-bagian bangunan yang rusak terutama lantai tradisional Jawa di Brayut memberikan dampak pada kewajiban rumah tangga untuk merawat dan melestarikan karakteristik gaya bangunan tradisional.
tentang Rumah adat Jawa Tengah kita kan langsung berpikir Joglo. Tahukah anda selain mengandung nilai historis yang kental. Rumah adat joglo telah menjadi perwujudan jati diri masyarakat Jawa seperti halnya rumah Gadang bagi orang Minang. Keunikan Rumah Joglo Joglo menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah gaya bangunan untuk tempat tinggal khas Jawa yang atapnya menyerupai trapesium. Rumah Joglo pun memiliki keunikan dari beberapa bagian bangunan, ini denah yang biasnaya teradpata dalam arsitektur bangunan Joglo tradisional dan fungsinya yang berbeda-beda Pendopo Pendopo adalah salah satu bagian dari Joglo yang kerap kali dijumpai. Pendopo yang merupakan ruangan untuk menjamu para tamu, banyak menjadi inspirasi rumah modern minimalis dengan konsep ruangan terbuka. Pringgitan Pringgitan merupakan ruang tengah yang dipakai untuk menerima tamu namun masih memiliki hubungan dekat dengan pemilik rumah. Umumnya, pringgitan menjadi ruang yang menghubungkan antara pendopo dengan omah. Pringgitan yang berarti wayang atau bermain wayang, memiliki bentuk atap kampung atau limasan yang sangat menarik. Omah Omah atau juga omah ndalem dan omah njero adalah sebuah ruang tempat anggota keluarga berkumpul. Omah yang menjadi rumah utama berasal dari kata Austronesia yang artinya rumah. Omah biasanya memiliki tata letak persegi panjang atau bentuk limasan yang memiliki lantai ditinggikan dan dilengkapi berbagai ornamen yang unik. Senthong Senthong merupkan nama untuk bagian di dalam Rumah adat Joglo yang merupakan kamar dan terbagi menjadi senthong kamar kanan, kiwa atau kamar kiri serta kamar tengah. Senthong sendiri biasanya merupakan ruang tertutup yang digunakan sebagai kamar untuk berbagai keperluan seperti kamar tidur, dapur, kamar mandi, hasil pertanian dan lainnya. Namun, adapun senthong secara tradisional yang menjadi ruang pasangan pengantin baru, terletak di tengah rumah yang biasanya dihias semewah mungkin dan dikenal sebagai tempat tinggal Dewi Sri. Pedepokan Pedepokan merupakan salah satu bagian dari Rumah adat Joglo yang menjadi tempat untuk beribadah atau menenangkan diri. Pedepokan menjadi tempat yang sakral untuk menjalankan ritual dan sebagai tempat perlindungan diri. Saka Saka merupakan bagian struktur pada bangunan Rumah adat Joglo yang merupakan penyangga. Mewakili empat arah mata angin yakni timur, selatan, utara dan barat, yang dalam saka guru terdapat sebuah tumpang sari dengan susunan pola terbalik. Corak bangunan rumah adat joglo ini biasanya khas sekali dengan arsitektur Jawa-nya. Namun, tahukah kamu jika sebenarnya arsitektur rumah adat ini juga dipengaruhi oleh corak budaya agama Hindu? Itulah mengapa ajaran keagamaan yang dianut masyarakat turut memengaruhi perilaku sosial masyarakat. Tidak hanya berhenti pada kondisi sosial semata, tapi juga berdasarkan skema arsitektur bangunan yang sudah ada. Umumnya, bangunan rumah adat yang masih ori hampir serupa dengan pura umat Hindu di India. Pelan tapi pasti, perkembangannya kian tak terbendung. Di samping itu, rumah adat Joglo juga memiliki nama lain, yaitu rumah Tikelan. Semua bermula karena atap rumah itu seakan-akan tikel atau patah menjadi tiga bagian. Bagian yang paling atas itulah yang bernama Joglo atau brunjung dengan ditopang oleh empat batang tiang utama yang juga disebut saka guru. Jika dibandingkan dengan tiang-tiang lainnya, saka guru memiliki ukuran relatif panjang dan lebih besar, didirikan di atas landasan dari batu yang disebutnya ompak. Apabila ditotal, tiang Rumah adat Jonglo secara keseluruhan berjumlah 36 buah, terdiri dari 4 batang saka guru, 12 saka penanggap, dan 20 saka rawa. Lantai yang dibatasi dengan saka penanggap lebih tinggi daripada lantai yang mengelilinginya. Jenis Rumah Joglo Berikut ini Jenis Rumah Adat Joglo yang ada di Masyarakat Jawa Rumah Joglo Sinom Joglo Sinom Rumah adat Jonglo Sinom menggunakan 36 tiang dan empat diantaranya yang merupakan saka guru. Rumah adat Jawa ini memiliki atap dengan empat sisi dan masing-masing memiliki tiga tingkat dan satu bubungan. Omah atau rumah utama pada jenis ini memiliki tata letak persegi panjang dengan lantai yang ditinggikan. Pada dasarnya, rumah adat ini akan dikelilingi oleh teras Rumah adat Joglo atau yang biasa dinamakan pringgitan yang menghubungkan pendopo dengan omah. Rumah Joglo Pangrawit Joglo Pangrawit Rumah adat Joglo Pangrawit ini memiliki lambang gantung dan atap berbentuk kubah dan telah dilengkapi dengan tiang di setiap sudut saka. Bentuk rumah adat Jawa ini sering menjadi inspirasi arsitektur Rumah Joglo modern. Rumah Joglo Jompongan Rumah adat Jawa Tengah, Joglo Jompongan memiliki ciri khas atap yang bersusun dua dan memiliki bubungan atap yang memanjang ke arah samping kanan dan samping kiri. Biasanya, Joglo Jompongan menggunakan pintu geser dan memiliki denah lantai yang cenderung bujur sangkar. Selain itu, bangunan Joglo Jompongan biasanya tidak banyak menggunakan ornamen hiasan pada atap sehingga terkesan polos. Rumah Joglo Mangkurat Rumah Joglo Mangkurat memiliki ciri khas atap yang bersusun tiga sudut dengan kemiringan yang berbeda-beda. Biasanya rumah adat Jawa ini memiliki batas di antara sudut dengan pemakaian lisplank. Bentuk atap rumah adat joglo mangkurat biasanya memiliki susunan atap yang lebih tinggi pada bagian tengah. Rumah Joglo Hageng Rumah Joglo Hageng memiliki ciri atap tritisan keliling yang luas serta bangunan yang lebih besar. Rumah ini memiliki proporsi atap utama yang lebih besar dibandingkan dengan joglo Mangkurat atau Pangrawit. Joglo Hageng juga memiliki tratak keliling yang terlihat seperti istana sehingga terlihat lebih menarik dan berkelas. Rumah Joglo Lawakan Joglo Lawakan Rumah adat Jonglo Lawakan memiliki ciri khas atap yang bersusun dua dengan bentuk yang terlihat sederhana. Atap yang terletak di Joglo Lawakan lebih meruncing ke atas namun tetap memiliki atap yang landai ke bawah dan ukuran yang lebar. Rumah Joglo Panggang Pe Joglo Panggang Pe Rumah adat Jonglo yang terakhir adalah Joglo Panggang Pe. Keunikan rumah adat Joglo Panggang Pe terletak pada penggunaan empat hingga enam tiang. Selain Jawa Tengah, model rumah Joglo juga tersebar di daerah Jawa Timur bagian barat atau istilahnya daerah kulonan. Soalnya, memang dulunya kawasan ini berada di bawah pemerintahan Kerajaan Mataram sehingga corak Rumah adat Jonglo juga banyak ditemui. DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
KotaSurabaya juga menjadi tempat tinggal warga Madura sebanyak 7,50%, Beberapa ciri khas bangunan yang ada di kawasan ini di antaranya adalah Adhiwangsa Apartment, yakni sebuah festival seni untuk melestarikan budaya Surabaya dan Jawa Timur pada umumnya. Festival Cak Durasim ini biasanya diadakan di Gedung Cak Durasim, Surabaya. Selain
Keraton Yogyakarta yang kini lebih dikenal sebagai destinasi wisata adalah museum hidup yang menunjukkan fungsi sebagai tempat tinggal Raja, pusat pemerintahan kerajaan dan sebagai pusat kebudayaan yang terdiri dari bangunan-bangunan bergaya tradisional Jawa yang sangat penting artinya. Sebagai bangunan cagar budaya yang dilindungi undang-undang dan sebagai warisan budaya bangsa, bangunan Keraton Yogyakarta memiliki karakteristik dan keistimewaan, antara lain usianya yang sudah lama, kerumitan konstruksi dan keindahan ornamennya. Berlatar belakang hal itulah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik bangunan keraton dan dilakukan sesuai dengan adat dan tatalaku yang terjadi di keraton Yogyakarta. Kajian terhadap Struktur Bangunan Tradisional Jawa yang terdapat di komplek Keraton Yogyakarta, khususnya bangunan bangsal Kencana perlu dilakukan dengan cara mendata keberadaan bangunan Tradisional Jawa, mengenali bentuk bangunan, sejarah, fungsi dan struktur bangunan serta kelengkapan komponennya. Kajian dilakukan dari hasil observasi, studi literatur, wawancara dan kajian hasil penelitian terdahulu. Hasil yang didapatkan adalah dokumen tertulis tentang aspek sejarah, fungsi dan struktur bangunan disertai gambar-gambar bentuk bangunan dan gambar-gambar detail yang menunjukkan keunikan struktur bangunan. Kajian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan pedoman pelestarian bangunan Tradisional Jawa serta menjadi inspirasi pengembangan budaya pada masa depan yang bersumber dari budaya lokal, dan menjadi pendorong generasi muda untuk tetap mencintai budaya sendiri denganmengembangkan citra Arsitektur may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 44 SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 16 No. 1 Januari 2019 KAJIAN STRUKTUR BANGUNAN TRADISIONAL JAWA PADA BANGSAL KENCANA KERATON YOGYAKARTA Padmana Grady Prabasmara Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Widya Mataram Yogyakarta Satrio HB Wibowo Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Widya Mataram Yogyakarta satriohb Tri Yuniastuti Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Widya Mataram Yogyakarta triyuni3 ABSTRAK Keraton Yogyakarta yang kini lebih dikenal sebagai destinasi wisata adalah museum hidup yang menunjukkan fungsi sebagai tempat tinggal Raja, pusat pemerintahan kerajaan dan sebagai pusat kebudayaan yang terdiri dari bangunan-bangunan bergaya tradisional Jawa yang sangat penting artinya. Sebagai bangunan cagar budaya yang dilindungi undang-undang dan sebagai warisan budaya bangsa, bangunan Keraton Yogyakarta memiliki karakteristik dan keistimewaan, antara lain usianya yang sudah lama, kerumitan konstruksi dan keindahan ornamennya. Berlatar belakang hal itulah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik bangunan keraton dan dilakukan sesuai dengan adat dan tatalaku yang terjadi di keraton Yogyakarta. Kajian terhadap Struktur Bangunan Tradisional Jawa yang terdapat di komplek Keraton Yogyakarta, khususnya bangunan bangsal Kencana perlu dilakukan dengan cara mendata keberadaan bangunan Tradisional Jawa, mengenali bentuk bangunan, sejarah, fungsi dan struktur bangunan serta kelengkapan komponennya. Kajian dilakukan dari hasil observasi, studi literatur, wawancara dan kajian hasil penelitian terdahulu. Hasil yang didapatkan adalah dokumen tertulis tentang aspek sejarah, fungsi dan struktur bangunan disertai gambar-gambar bentuk bangunan dan gambar-gambar detail yang menunjukkan keunikan struktur bangunan. Kajian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan pedoman pelestarian bangunan Tradisional Jawa serta menjadi inspirasi pengembangan budaya pada masa depan yang bersumber dari budaya lokal, dan menjadi pendorong generasi muda untuk tetap mencintai budaya sendiri dengan mengembangkan citra Arsitektur Nusantara. KATA KUNCI struktur, tradisional jawa, bangsal, fungsi, Keraton Yogyakarta PENDAHULUAN Keraton Kasultanan Yogyakarta yang berada di pusat kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, berdiri pada tahun 1755 sebagai hasil dari perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755 antara Pangeran Mangkubumi; adik Sunan Pakubuwono II, raja Keraton Surakarta, dengan pihak Kolonial Belanda. Menurut Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta, 2003 dan dari berbagai sumber diketahui bahwa puncak dari wujud visual arsitektur keraton Yogyakarta terjadi di masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VIII 1921-1939 seperti yang dapat kita lihat sekarang ini. Sebelumnya bangunan keraton terbangun secara bertahap yang dilakukan oleh raja-raja yang berkuasa pada jamannya mulai dari bangsal Prabayaksa dan Siti Hinggil Lor tahun 1769; bangsal Pagelaran dengan tratag bambu di tahun 1896; penggunaan marmer dari Italia untuk bangsal Kencana di masa Sri Sultan Hamengkubuwono VI dan bangsal Manis serta kompleks Siliran di masa Sri Sultan Hamengkubuwono VII. Di dalam Keraton Yogyakarta, arsitektur Tradisional Jawa merupakan gaya arsitektur yang pokok atau utama. Hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya bangunan-bangunan yang bergaya Tradisional Jawa di dalam komplek keraton, sebagaimana juga dikemukakan dalam Kratons of Java 1991 bahwa bangunan-bangunan paling penting di keraton menggunakan atap joglo yang terbentuk dari bentuk-bentuk piramid dan trapesium. Demikian juga dikemukakan oleh Eko Punto Hendro G., dalam Tri Yuniastuti dan Satrio HB Wibowo 2007 bahwa ditinjau dari atapnya, bangunan-bangunan di keraton menggunakan atap pelana, limasan, tajug dan joglo. Salah satu bentuk bangunan di lingkungan Keraton Yogyakarta yang menjadi kekhasan arsitektur Tradisional Jawa adalah bangunan bangsal. Bangunan tersebut bersifat terbuka pendapa. Dari hasil pengamatan selama ini tercatat setidaknya terdapat 20 bangunan berbentuk bangsal di dalam keraton yang berciri khaskan bangunan rumah tradisional Jawa asli, seperti bangsal Kencana, bangsal Sri Manganti, bangsal Ponconiti, bangsal Manguntur Tangkil, bangsal Witono, bangsal Magangan, bangsal p-ISSN 1411-8912 e-ISSN 2714-6251 Padmana Grady Prabasmara, Satrio HB Wibowo,Tri Yuniastuti SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 16 No. 1 Januari 2019 45 Kesatriyan, bangsal Trajumas, bangsal Kemandungan, dalem Ksatriyan, dalem Prabayaksa, Kraton Kilen dan bangunan lainnya dengan masing-masing fungsi yang berbeda. Secara khusus bangunan-bangunan bangsal bergaya Tradisional Jawa digunakan sebagai tempat dengan fungsi-fungsi utama atau penting dalam keraton. Karakteristik bangunan-bangunan bangsal di keraton dengan gaya Tradisional Jawa dengan berbagai kelengkapannya menjadi hal yang unik, langka dan bernilai sejarah yang tinggi. Keunikan dan kelangkaannya mengingat bahwa hanya di Keraton Yogyakarta saja bangunan-bangunan itu berada dan lestari. Bahkan pengembangan tipologi joglo dengan klasifikasi tertinggi yaitu joglo lambang gantung yang dikembangkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I juga hanya terdapat di Keraton Yogyakarta. Selain itu juga bernilai sejarah mengingat bahwa bangunan-bangunan bergaya Tradisional Jawa di keraton dibangun oleh raja-raja Jawa sejak ratusan tahun silam yang mewakili kebesaran dan keindahan pada zamannya. Kini bangunan-bangunan tersebut menjadi warisan cagar budaya yang tak ternilai harganya dikarenakan merupakan akar budaya Jawa dan bangsa Indonesia pada umumnya dan akar arsitektur Indonesia pada khususnya. TIPOLOGI ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA JOGLO Tipologi Joglo memiliki 8 delapan varian yaitu Joglo Pokok, Limasan Lawakan, Sinom, Jompongan, Pangrawit, Mangkurat, Hageng dan Semar Tinandu. Masing-masing tipologi tersebut, setidaknya harus memiliki ciri-ciri atap terdiri 4 buah soko guru dengan pe-midangannya ulengnya dan memiliki blandar tumpang sari, sebuah bubungan di tengahnya. Rumah bentuk joglo merupakan bentuk rumah tradisional Jawa yang paling sempurna yang hanya dimiliki oleh kalangan orang-orang mampu atau orang-orang terpandang. Secara substansif, joglo didesain untuk pendapa yang letaknya di bagian depan dan bukan difungsikan untuk tempat tinggal dikarenakan dalam paham Jawa bangunan di depan tidak layak untuk tempat tinggal yang bersifat privat. Hal-hal lain yang mendukung kelayakan fungsi joglo sebagai pendapa adalah ruangnya yang luas sehingga ideal digunakan untuk kegiatan pertemuan-pertemuan. Beberapa tipologi bangunan tradisional Jawa Joglo dapat dilihat pada gambar 1. Konstruksi bangunan adalah suatu hubungan antar komponen-komponen bangunan meliputi pondasi lantai, dinding, tiang, balok, langit-langit, dan atap, dengan hubungan saling ketergantungan dengan tujuan menunjang kegunaan atau fungsi, kekuatan, keawetan, dan keamanan Ronald, 1997 449. Gambar 1. Tipologi bangunan Joglo Sumber HJ Wibowo, dkk., 1986/1987 Sistem struktur pada bangunan joglo sangat erat hubungannya dengan konstruksi antar komponen karena secara keseluruhan saling mendukung dan saling berkaitan. Pekerjaan konstruksi dimulai dari komponen paling bawah bangunan, yakni pondasi, kemudian makin ke atas sampai komponen teratas. Perkembangan bentuk joglo berakibat juga berkembangnya sistem struktur dan konstruksinya lihat gambar 2. Bentuk bangunannya semakin unik, semakin besar, semakin luas, membawa konsekuensi pada struktur dan konstruksi yang juga menjadi lebih unik dan rumit Ronald, 1997 281. Gambar 2. Pembagian sektor atap dan komponen rangka Soko Guru Sumber Prijotomo., 2005 Secara fisik arsitektural bangunan-bangunan di kawasan keraton menggunakan langgam tradisional Jawa dengan kekhasan berupa bentuk bangunan pendapa, atap joglo, tajug, limasan dan kampung. Dari karakteristiknya, bangunan-bangunan di keraton terdiri dari bangunan terbuka tanpa dinding penutup dan bangunan tertutup yang dilengkapi dengan dinding gambar 3. Bangunan terbuka di keraton disebut bangsal dan bangunan tertutup disebut sebagai gedhong KPH. Brongtodiningrat, 1978. Gambar 3. Bangsal Kencana di Keraton Yogyakarta Sumber Pengamatan, 2010-2011 Kajian struktur bangunan tradisional Jawa pada bangsal Kencana Keraton Yogyakarta 46 SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 16 No. 1 Januari 2019 Jenis bangunan lainnya yang terdapat di keraton adalah bangunan yang telah terkena pengaruh arsitektur Eropa. Pengaruh budaya Eropa terhadap bangunan-bangunan di Keraton Yogyakarta mengakibatkan munculnya unsur-unsur arsitektur Klasik Eropa ke dalam komplek keraton dengan munculnya bangunan-bangunan baru bergaya Klasik Eropa, terutama pada bangunan Gedhong dan Regol Tri Yuniastuti dan Satrio HBW, 2007, sebagaimana dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4. Gedhong Purworetno bergaya Arsitektur Eropa Sumber Tri Yuniastuti dan Satrio HBW, 2007 METODE PENELITIAN Lokasi obyek penelitian terletak di dalam komplek Keraton Kasultanan Yogyakarta. Secara administratif termasuk dalam kecamatan Kraton, Kotamadya Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara visual, letak dan gambaran kondisi visual bangunan bangsal keraton Yogyakarta yang akan diteliti pada tahap III ini dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5 . Lokasi Keraton Yogyakarta dan objek penelitian Sumber data diolah Objek penelitian pada tahap ketiga ini adalah bangunan bangsal bergaya arsitektur Tradisional Jawa di dalam komplek Keraton Yogyakarta yang terletak di bagian dalam keraton yang terlarang bagi masyarakat umum atau wisatawan untuk memasukinya. Untuk memasuki dan melakukan penelitian dengan pengamatan, pemotretan dan pengukuran terhadap bangunan dan komponen-komponennya, peneliti telah mendapatkan izin khusus dari pihak yang berwenang, yaitu Tepas Wahono Sarto Kriyo Keraton Yogyakarta. Bangsal-bangsal yang menjadi objek penelitian tahap III ini adalah Bangsal Probayeks, Bangsal Kencana dan Bangsal Manis. Gambar dan foto objek penelitian Sumber pengamatan, 2010 Pengambilan setiap komponen pada setiap bangunan yang diteliti dilakukan dengan menginventaris jenis atau macam kerangka yang sama bentuk, ukuran dan fungsinya. Jika setiap jenis berjumlah lebih dari satu, maka diambil salah satu saja untuk diteliti. Sebagai contoh lihat gambar 7. Gambar 7. Contoh pengambilan sampel komponen bangunan pada Bangsal Kencana Sumber data diolah Metode pengumpulan data dilakukan dengan survey langsung untuk mendapatkan data primer dan survey tidak langsung. Survey langsung untuk mendapatkan data primer dilakukan dengan cara pengamatan atau observasi di lapangan terhadap objek penelitian untuk mendapatkan data secara akurat dengan cara pendokumentasian melalui pengukuran, pengkopian atau penjiplakan obyek, pemotretan maupun pencatatan. Juga dilakukan wawancara dengan pihak yang memiliki data terkait objek penelitian. Kegiatan survey dapat dilihat dalam gambar 8. Padmana Grady Prabasmara, Satrio HB Wibowo,Tri Yuniastuti SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 16 No. 1 Januari 2019 47 Gambar 8. Kegiatan survey langsung Sumber pengamatan, 2011 Observasi yang dilakukan meliputi pengamatan fisik bangunan, pencatatan ukuran bangunan, panjang dan lebar ruang, tinggi ruang, dimensi kerangka, posisi dan jarak rangka bangunan, dan sebagainya. Pengukuran dilakukan pada keseluruhan bangunan beserta bagian-bagiannya untuk mendapatkan dimensi bangunan secara akurat. Pengambilan data ukuran menggunakan alat bantu, 1 meteran dengan ukuran 50 meter dan 5 meter; 2 penggaris logam 30cm dan 100 cm; 3 penggaris siku-siku; 4 kertas dan alat tulis; 5 tangga aluminium 2 bh; 6 tampar tali besar; dan 7 galah panjang dan pendek. Gambar 9. Kegiatan pengukuran Sumber dokumentasi kegiatan, 2011 Data pengamatan yang didapatkan dari lapangan digambar ulang ke dalam komputer dengan program Auto CAD maupun Corel Draw. Selain itu teknik pemotretan juga dilakukan untuk mendapatkan data visual bagian-bagian bangunan yang diteliti. Hasil pemotretan diolah ke dalam komputer dengan program Adobe Photoshop. Survey tidak langsung untuk mendapatkan data sekunder dilakukan dengan merekam data melalui 1 studi pustaka; 2 survey instansional; dan 3 wawancara. Survey ini bertujuan untuk mendapatkan data pendukung keberadaan objek. Data yang dicari berupa karakteristik fisik bangunan meliputi bentuk bangunan maupun bagian-bagian bangunan, sejarah bangunan, filosofi bangunan, fungsi bangunan, ornamen dan filosofinya, tata ruang bangunan, hingga bentuk-bentuk pelestarian bangunan cagar budaya pada bangunan. Kegiatan studi pustaka dilakukan untuk memperoleh data terkait objek penelitian dari dokumen penelitian yang telah dilakukan. Wawancara ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait dengan keberadaan bangunan di Keraton Yogyakarta, yaitu Pengageng Tepas Wahono Sarto Kriyo Keraton Yogyakarta sebagai pengelola bangunan keraton, pemandu wisata, para abdi dalem, dan pemerhati bangunan bersejarah di Yogyakarta. Wawancara dilakukan secara langsung dengan narasumber, dicatat dan direkam dengan alat rekam digital. Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data fungsi bangunan, perlakuan khusus terhadap bangunan, bentuk pelestarian yang pernah dilakukan, riwayat bangunan, bentuk-bentuk perlindungan terhadap bangunan bersejarah, filosofi bangunan, filosofi ragam hias, kedudukan serta upacara-upacara ritual di dalam bangunan dan filosofinya. Analisis dilakukan dalam tiga tahap yaitu analisis informasi, proses penafsiran dan penyimpulan hasil. Proses analisis informasi dilakukan dengan 1 memaparkan secara keseluruhan karakteristik arsitektur bangunan dan bagian-bagian obyek penelitian secara kuantitatif dan kualitatif; 2 melakukan interpretasi terhadap informasi data yang ada. Interpretasi dilakukan terhadap bentuk bangunan, proporsi, ragam hias, dan aspek-aspek karakteristik, ciri khas, estetika, filosofi dan sebagainya. Proses penafsiran dilakukan melalui 1 penyelidikan atau kajian terhadap hasil intepretasi data; 2 penyelidikan atau kajian terhadap nilai-nilai ukuran bangunan, struktur dan konstruksi, dan ornamen; 3 penyelidikan atau kajian terhadap nilai-nilai arsitektural dari sisi fungsi, estetika, gaya bangunan, struktur konstruksi, kesejarahan, keunikan dan kelangkaan maupun keselamatan bangunan. Keseluruhan proses penafsiran dilakukan dengan dukungan teknik korelasi dan komparasi sehingga diperoleh hasil analisis yang akurat. Korelasi dilakukan dengan menghubungkan berbagai sudut pandang, misalnya tentang kebesaran kerajaan dengan nilai bangunan, fungsi bangunan dengan pemakaian jenis ragam hias, usia bangunan dengan kondisi bahan bangunan, struktur dan konstruksi Kajian struktur bangunan tradisional Jawa pada bangsal Kencana Keraton Yogyakarta 48 SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 16 No. 1 Januari 2019 dengan dampak gempa dan sebagainya. Komparasi dilakukan terhadap beberapa bangunan lain yang sejenis untuk mendapatkan nilai karasteristik objek yang diteliti. Gambar 10. Proses penelitian Sumber dokumentasi kegiatan, 2011 HASIL PENELITIAN Tipologi bangunan Kajian tipologi bangunan Bangsal Kencana di halaman Kedhaton dilihat dari sisi jenis atap terdiri atas dua tipologi Joglo Lambang Gantung. Bangsal Kencana merupakan bangunan joglo yang terbesar, terindah, termegah, di antara joglo-joglo yang ada di dalam komplek Keraton Yogyakarta. Bangunan di dalam Keraton yang semakin tinggi status fungsinya, maka bangunan itu dibuat semakin indah. Atap Bangsal Kencana bersusun tiga, terdiri dari atap yang posisinya paling atas adalah atap utama yaitu atap brunjung, di bawahnya adalah atap penanggap, dan yang paling bawah dan terakhir adalah atap penitih. Bangunan Bangsal Kencana ini merupakan bangunan rumah tradisional Jawa yang tergolong dalam kelompok joglo lambang gantung karena atap penaggapnya menggantung pada atap brunjung. Sambungan atap penanggap terhadap atap penitihnya merupakan bentuk sambungan atau susunan atap lambang sari. Kolom atau tiangnya juga terdiri dari tiga macam, yaitu dimulai dari tiang utama yang menyangga atap brunjung disebut saka guru, tiang yang menyangga atap penanggap disebut sakapenanggap, dan tiang yang menyangga atap penitih disebut saka penitih. Balok lainnya yang posisinya diagonal adalah dudur dan usuk atap penanggap dan dudur dan usuk atap penitih. Dudur kedua atap dihias penuh dengan motif lung-lungan, sedang masing-masing usuk kedua atap itu dihias lung-lungan pada sisi bawah bagian ujung atas dan sisi bawah ujung bawah. Seluruh sisi tiang dan balok rangka yang tampak, dihias dengan motif-motif, dicat dengan bahan perada emas dan warna dasar relief merah. Warna dasar rangka bangunan Bangsal Kencana dicat warna gelap, yakni hitam kecoklatan, sehingga seluruh ornamennya tampak kontras terhadap warna dasar rangka bangunannya. Jumlah susunan balok-balok rangka di daerah pemidhangan atau area di antara blandar-pengeretbrunjung sangat banyak dan padat, begitu juga ornamen-ornamennya, sehingga menghasilkan efek memfokuskan penglihatan di antara seluruh ruang bangunan Bangsal Kencana. Fokus penglihatan, atau dapat disebut dengan istilah center of interest, digiring oleh hiasan-hiasan yang berada di luar area pemidhangan, dimulai dari area penitih terus ke area penanggap, dan menuju area paling tengah yaitu pemidhangan. Bentuk dasar saka guru, saka penanggap dan saka penitih adalah balok empat persegi panjang, sehingga memiliki empat buah sisi tegak dengan masing-masing sisi untuk semua jenis saka tersebut dihiasi motif-motif ornamen yang sejenis. Tata letak ornamen dan macamnya yang terdapat pada setiap saka guru, saka penanggap dan saka penitih adalah sama. Perbedaannya adalah pada ukuran setiap jenis motif pada setiap jenis tiang yang sangat tergantung pada perbedaan panjang pendeknya ukuran setiap jenis tiang atau saka. Perbedaan ukuran tiang atau saka mengakibatkan perbedaan ukuran motif-motif hiasan pada setiap jenis saka. Ukuran motif hias pada saka guru lebih besar dan lebih panjang atau lebih tinggi bila dibanding dengan ukuran motif-motif yang ada pada saka penanggap, begitu pula bila dibandingkan dengan ukuran motif-motif pada saka penitih. Saka totol berbentuk dasar silender, berfungsi untuk membantu menyangga blandar penitih, oleh karena itu masing-masing saka totol didirikan di antara dua buah saka penitih. Padmana Grady Prabasmara, Satrio HB Wibowo,Tri Yuniastuti SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 16 No. 1 Januari 2019 49 Atap Brunjung berbentuk prisma segi empat, terletak di tengah bangunan sebagai puncak atap. Atap Penanggap menggantung pada saka bentung disetiap sudut Atap Penitih mengelilingi atap Penanggap, Atap Tratag berbentuk Limasan. Terletak di sisi Timur dan Barat Lebih tinggi dari atap penitih Atap Emper terletak di sisi utara dan selatan bangsal Lebih tinggi dari atap penitih Usuk Brunjung tertutup Balok Uleng dan langit-langit pemidangan Usuk Penanggap disusun seperti rangka payung menumpang di antara balok gantung dan balok penanggap. Usuk Penitih disusun seperti rangka payung menumpang di antara balok penanggap dan balok penitih. Usuk Tratag tidak kelihatan, tertutup plafon yang dipasang Usuk Emper tidak kelihatan, tertutup plafon yang dipasang 1. Dada Peksi 2. Balok Uleng 3. Balok Blandar 4. Balok Sunduk/Kili Balok Gantung Balok Blandar Penanggap 1. Balok Blandar Penitih 2. Balok Listplank 1. Penutup plafon 2. Tiang besi 3. Penutup talang 1. Penutup talang 2. Tiang besi 3. Penutup plafon 1. Bagian brunjung 2. Bagian Penanggap 3. Bagian Penitih 4. Bagian Tratag dan Emper 5. Bagian kuncung Kajian struktur bangunan tradisional Jawa pada bangsal Kencana Keraton Yogyakarta 50 SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 16 No. 1 Januari 2019 Saka Saka Totol Penanggap Saka penyangga Tratag Besi bulat Umpak Saka guru Berbentuk Trapesium Berpenampang segi empat Umpak Saka Penanggap Sama bentuk, ukuran lebih kecil dari umpak saka guru Umpak saka Penitih Sama bentuk, ukuran lebih kecil dari umpak saka penanggap Tidak terdapat Umpak Saka besi di bagian tratag, hanya pembesaran dimensi pada dasar tiang, Padmana Grady Prabasmara, Satrio HB Wibowo,Tri Yuniastuti SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 16 No. 1 Januari 2019 51 KESIMPULAN Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bangunan di Keraton Yogyakarta, khususnya Bangsal Kencana yang masih asli. Dari kajian ini didapatkan kesimpulan bahwa 1. Bangunan Bangsal Kencana di Keraton Yogyakarta memiliki ciri yang sama, yaitu terbuka dan merupakan bangunan tradirional Jawa dengan tipologi Joglo Lambang Gantung. 2. Tipologi tersebut merupakan yang tertinggi tingkatannya, hal ini disesuaikan dengan fungsi atau penggunaannya untuk kegiatan utama keraton yang melibatkan Sultan. 3. Bangsal Kencana sebagai bangunan dengan fungsi kerajaan paling utama, kemegahan ditunjukkan selain dengan ukuran bangunan dan kerumitan strukturnya, juga dengan ornamen yang banyak dan lengkap dengan finishing yang megah dan menampilkan lambang-lambang kekuasaan. DAFTAR PUSTAKA ______, 1991, Kratons of Java, Indonesia Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi. Brongtodiningrat, K. 1978. Arti Kraton Yogyakarta. Museum Kraton Yogyakarta. G., Eko Punto. 2001. Kraton Yogyakarta dalam Balutan Hindu. Semarang Bendera Semarang. Prijotomo, J. 1995. Petungan Sistem Ukuran Dalam Arsitektur Jawa. Yogyakarta Gadjah Mada University Press. Ronald, A. 1997. Ciri-ciri Karya Budaya Di Balik Tabir Keagungan Rumah Jawa. Yogyakarta Universitas Atmajaya Yogyakarta. Sukirman. 2011. Ragam Hias Bangsal Witana Sitihinggil Utara Keraton Yogyakarta, Kajian Iconologis. Tesis PascaSarjana Institut Seni Indonesia ISI Yogyakarta. Tri Yuniastuti dan Satrio HB Wibowo . 2007. Pengaruh Arsitektur Klasik Eropa Pada Bangunan Kraton Kasultanan Yogyakarta. Laporan Hasil Penelitian. Tri Yuniastuti, Sukirman dan Satrio HB. 2009. Dokumentasi Bangunan Bangsal Tradisional Kraton Yogyakarta. Laporan Hasil Penelitian Penelitian. Tri Yuniastuti, Sukirman dan Satrio HB. 2010. Dokumentasi Bangunan Bangsal Tradisional Kraton Yogyakarta. Laporan Hasil Penelitian Penelitian. Wibowo, H. 1986/1987. Rumah Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Dedikbud. Semua Lantai di bangunan utama bangsal Kencana terbuat dari Marmer Lantai di bagian tratag dan emper bangsal Kencana juga berbahan Marmer. ... Selain itu, soko guru berjumlah satu sendiri memiliki makna keesaan dari sang pencipta atau Allah. Sehingga manusia diharakan selalu mengingat kepada Allah [3]- [5]. Hal inilah yang menjadi salah satu dasar mengapa keberadaan Masjid Soko Tunggal di Tamansari, Yogyakarta masih perlu dilestarikan. ...This research was conducted to find mathematical elements in the Soko Tunggal Mosque. The research method used in this study is a qualitative method with an ethnographic approach. The data used in this study were obtained from observations, documentation, and interviews. Observation and documentation are used to identify ethnomathematics in the Soko Tunggal Mosque, while documentation and interviews with the triangulation method to find out more deeply the cultural values that exist in the Soko Tunggal Mosque. From the results of the study found the concept of field geometry in the Soko Tunggal Mosque. Geometry elements identified include triangles, squares, rectangles, rhombus, circles and reflection. So that in learning mathematics on the material triangles, squares, rectangles, rhombus, circles, and reflection can use the context of a Soko Tunggal Hirabayasih MoidadyUmar UmarEvi Sunarti AntuDalam perkembangan arsitektur selalu mendapatkan pengaruh dari budaya yang berkembang padamasa tertentu. Banggai laut merupakan daerah bekas kerajaan yang meninggalkan sebuah bangunanKeraton yang memiliki pengaruh budaya dari jawa. Keraton Banggai yang sekarang lebih dikenal sebagaidestinasi wisata, dulu fungsinya sebagai tempat tinggal raja dan keluarganya. pusat pemerintahan danpusat kebudayaan serta bangunan yang ada pada saat itu memiliki gaya tradisional jawa yang sangatmemiliki arti penting. Keraton Banggai sebagai bangunan cagar budaya yang masih dipertahankan dan dilindungi undang-undang karena sebagai warisan budaya suku bangsa. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui bagaimana asal mula bentuk atap dan makna atap pada keraton Banggai. Metode yang digunakanadalah studi literatur dengan cara mengumpulkan data-data berhubungan dengan bentuk asal mula bentuk atapdan maknanya. Diharapkan dengan kajian ini dapat menjadi pengetahuan untuk masyarakat. agar selalu tetapmenjaga pelestarian bangunan dan menjadi pendorong generasi muda untuk selalu mencintai budaya sendiridengan mengembangkan citra Arsitektur Kraton Yogyakarta. Museum Kraton YogyakartaK BrongtodiningratBrongtodiningrat, K. 1978. Arti Kraton Yogyakarta. Museum Kraton Yogyakarta dalam Balutan HinduG Eko PuntoG., Eko Punto. 2001. Kraton Yogyakarta dalam Balutan Hindu. Semarang Bendera Sistem Ukuran Dalam Arsitektur JawaJ PrijotomoPrijotomo, J. 1995. Petungan Sistem Ukuran Dalam Arsitektur Jawa. Yogyakarta Gadjah Mada University Karya Budaya Di Balik Tabir Keagungan Rumah JawaA RonaldRonald, A. 1997. Ciri-ciri Karya Budaya Di Balik Tabir Keagungan Rumah Jawa. Yogyakarta Universitas Atmajaya Yogyakarta. Sukirman. 2011. Ragam Hias Bangsal Witana Sitihinggil Utara Keraton Yogyakarta, Kajian Iconologis. Tesis PascaSarjana Institut Seni Indonesia ISI Tradisional Daerah Istimewa YogyakartaH WibowoWibowo, H. 1986/1987. Rumah Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Dedikbud. Penyuplaianenergi untuk bangunan. Bangunan tempat tinggal dan komersial memakai lebih dari setengah energi listrik global. Seiring dengan berlanjutnya penggunaan batu bara, minyak, dan gas alam untuk sistem penghangat dan pendingin, bangunan tempat tinggal dan komersial menghasilkan jumlah emisi gas rumah kaca yang signifikan.
- Joglo merupakan rumah tradisional Suku Jawa. Rumah ini disebut sebagai hasil arsitektur khas Indoneisa. Dilansir dari Kajian Penelitian Rumah Joglo karya Aqtami, rumah joglo memiliki kerangka bangunan utama yang terdiri dari empat tiang utama disebut soko guru merupakan penyangga struktur bangunan serta tumpang sari yang berupa susunan balok. Empat tiang penyangga ini disebut menjadi salah ciri dari rumah joglo. Baca juga 5 Tips Berwisata ke Linggarjati Joglo di Kaliangkrik, Magelang "Susunan ruangan pada joglo umumnya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu ruangan pertemuan yang disebut pendapa, ruang tengah yang disebut pringgitan, dan ruang belakang yang disebut dalem sebagai ruang keluarga," tulis Aqtami dalam jurnalnya. Mengutip Nilai Kearifan Lokal Rumah Tradisional Jawa karya Djono dan kawan-kawan, joglo hanya salah satu dari sejumlah rumah tradisional Jawa. Akan tetapi, bangunan jenis ini disebut sebagai rumah tradisional Jawa dengan susunan paling lengkap. Sejarah rumah joglo Menurut Djono dan kawan-kawan, perkembangan sejarah rumah joglo tak terlepas dari bangunan purba yang disebut punden berundak. Bangunan purba tersebut merupakan bangunan suci dengan struktur dan bentuk yang bersusun memusat makin ke atas makin kecil. Shutterstock/nawara Rumah Joglo DOK. Shutterstock/nawara "Apabila dicermati, struktur dan bentuk rumah joglo sama dengan struktur dan bentuk candi Hindu. Oleh karena itu, dapat diduga bahwa rumah joglo adalah bentuk transformasi bentuk candi," tulis Djono dkk. Pembangunan rumah joglo disebut mengalami penyesuaian di masa lampau. Rumah tersebut dirancang agar lebih sesuai dengan iklim Jawa yang tropis. Baca juga 4 Tempat Wisata Alam Sekitar Linggarjati Joglo, Ada Nepal van Java Salah satu bentuk penyesuaian terhadap kondisi tersebut adalah dengan membuat teras depan yang luas. Atap gantung yang luas dan membentang ke segela arah pada rumah joglo juga menjadi salah satu bentuk penyesuaiannya. Dilansir dari Bangunan Rumah Tinggal Tradisional Jawa Tengah karya Trisusilowati, joglo dulunya hanya dimiliki keluarga terpandang, seperti kaum bangsawan. Rumah ini tak boleh dimiliki sembarang orang. Pembagian ruang rumah joglo yang filosofis Dilansir dari Tata Ruang dan Elemen Arsitektur pada Rumah Jawa di Yogyakarta sebagai Wujud Kategori Pola Aktivitas dalam Rumah Tangga karya Cahyandari, pembagian ruang rumah tradisional Jawa berkaitan erat dengan kedudukan masing-masing anggota keluarga. Kaum pria dalam keluarga Jawa diyakini sebagai pelindung dan perwakilan. Oleh karenanya, anggota pria dalam keluarga tersebut berhak untuk duduk di ruang tamu. "Hanya kepala rumah tangga dan tamu-tamunya yang berhak menggunakan perabotan di dalam dalem. Ruang dalam menjadi milik perempuan," tulis Cahyandari. Shutterstock/E. S. Nugraha Rumah Joglo DOK. Shutterstock/E. S. Nugraha Karena aturan tersebut, tamu perempuan biasanya diterima di dapur atau di bagian samping rumah. Menurut Djono dkk pembagian ruangan tersebut menerapkan prinsipp hierarki. Setiap ruangan memiliki perbedaan nilai. Baca juga Sejarah Masjid Agung Surakarta, Peninggalan Mataram Islam di Kota Solo Ruang bagian depan bersifat publik atau umum dan bagian berlakang bersifat khusus. Setiap ruangan tersebut juga memiliki unsur religi dan filosofi adat Jawa. Unsur religi atau kepercayaan terhadap dewa diwujudkan dengan ruang pemujaan terhadap Dewi Sri atau dewi keseuburan dan kebahagiaan rumah tangga. Ruang pemujaan tersebut bernama krobongan. Krobongan digambarkan sebagai ruang kamar yang selalu kosong, tetapi lengkap ranjang, kasur, bantal, dan guling. Baca juga 7 Peninggalan Kerajaan Islam di Jawa, Wisata Religi hingga Keraton Rumah joglo hingga kini masih bisa dijumpai di Jawa Tengah dan Yogyakarta, terutama di wilayah keraton. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Dayatarik ini dikhususkan untuk memperkenalkan agama Islam pada masyarakat Indonesia yang kala itu lebih mengenal agama Hindu dan Buddha. Dalam artian, masjid dijadikan sebagai salah satu jalur Islamisasi bagi masyarakat saat itu. Simak Video "Bangunan Masjid Ambruk di Nigeria, 7 Jemaah Tewas " [Gambas:Video 20detik] (rah/lus) - Konsep rumah atau hunian yang menerapkan desain tradisional Jawa memang sangat mudah ditebak. Secara umum, ciri khas dan karakteristiknya tampak tegas terlihat walaupun diaplikasikan pada berbagai jenis gaya hunian. Detail dekorasi pada rumah tradisional Jawa dapat menyatu dengan fleksibel. Otomatis membuat rumah menjadi tampak unik dan berbeda dari yang unsur apa saja yang perlu ada ketika memadukan desain tradisional Jawa ke rumah modern masa kini? Lihat inspirasinya berikut ini. 1. Batu Bata Merah Batu bata merah Flick House karya DelutionBatu bata berwarna kemerahan sangat tepat untuk dijadikan pilihan material pembangunan dinding rumah. Cukup biarkan beberapa bagian dinding bata tanpa finishing untuk memberikan kesan etnik pada hunian. 2. Elemen Kayu Elemen kayu Ak-House karya Studio Air PutihRumah Jawa sering menggunakan material kayu pada berbagai elemen rumah. Misalnya, pada rangka atap, lantai, pintu, maupun pada furnitur seperti lemari, meja, dan ranjang. Warna yang digunakan pada unsur kayu pun umumnya menggunakan warna alami khas kayu sehingga mampu memberikan kesan hangat pada dekorasi rumah. 3. Warna Tanah yang Kental Warna tanah Modern Tropis House karya Vaastu Studio Sama seperti poin sebelumnya, warna tanah seperti warna cokelat dapat membangkitkan unsur tradisional Jawa. Gunakan gradasi warna cokelat sebagai tema interior rumah. Anda bisa mengaplikasikannya pada dinding, pelapis sofa, kelambu, maupun komponen dekorasi. Desain tradisional Jawa juga bisa hanya diterapkan di satu ruangan khusus, misalnya ruang tamu. Agar unsur tradisional semakin kental, lengkapi ruangan dengan pintu dari ukiran kayu yang menawan. 4. Kesan Rustic dari Kayu Ekspos Nuansa rustic dari kayu ekspos Urban ? Kampoeng House karya Imago Design Studio Unsur kayu yang sengaja tidak dicat dapat menjadi dekorasi rumah modern yang ingin menampilkan desain khas Jawa yang itu, kayu ekspos seperti ini bisa memberikan kesan rustic. Desain rustic dan etnik memang mengandalkan kayu yang dibiarkan polos seperti aslinya tanpa ada sentuhan atau polesan. 5. Ruang Makan di Belakang Ruang Keluarga Ruang makan bersebelahan dengan ruang keluarga Batu Jimbaran Residence karya Imago Design Studio Berkumpul bersama keluarga merupakan hal yang dianggap wajib bagi orang Jawa. Apabila tinggal jauh dari orang tua atau sanak saudara, tetangga pun bisa menjadi keluarga. Sebab, ada pepatah Jawa yang mengatakan, “keluarga tidak ditentukan dari pertalian darah.” Jadi, wajar saja jika beberapa rumah orang Jawa pada zaman dahulu berukuran besar. Mereka membutuhkan tempat yang lapang untuk acara kumpul keluarga. Untuk tujuan serupa, Anda bisa mengintegrasikan ruang makan dengan ruang keluarga lengkap dengan furnitur kayu yang serasi antara satu dan lainnya. 6. Atap Kayu Segitiga Atap kayu segitiga Batu Jimbaran Residence karya Imago Design Studio Material untuk plafon rumah memang memiliki banyak ragam jenis, model, dan bahan. Namun, untuk membuat rumah yang kental konsep Jawa-nya, plafon atap rumah dapat dibuat berbentuk segitiga. Selain memperkuat kesan Jawa, tetapi juga membuat rumah terlihat lebih luas karena efek atap yang meninggi. Cocok sekali untuk Anda yang memiliki luas hunian terbatas. 7. Unsur Rotan Modern Selain unsur kayu, bahan alami lainnya seperti bambu atau rotan kerap diaplikasikan pada furnitur rumah tradisional Jawa. Contohnya, kursi, meja, maupun hiasan dekorasi. Namun, untuk menciptakan kesan modern dan tradisonal Jawa secara maksimal, Anda bisa menggunakan unsur rotan dengan warna monokrom seperti hitam. Warna hitam pada rotan akan memberikan kesan elegan dan stylish. Sehingga kesan modern pun semakin terlihat jelas. Mengaplikasikan desain tradisional Jawa pada rumah modern akan membuat rumah Anda lebih unik dan berkarakter. Anda tertarik memiliki rumah dengan ciri khas seperti ini? Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Jawabanuntuk GAYA BANGUNAN TERUTAMA UNTUK TEMPAT TINGGAL KHAS JAWA DENGAN SERAMBI DEPAN YANG LEBAR SERTA RUANG TENGAH YANG TIDAK BERSEKAT-SEKAT BIASANYA DIPERGUNAKAN UNTUK RUANG TAMU dalam Teka-Teki Silang. Temukan jawaban ⭐ terbaik untuk menyelesaikan segala jenis permainan puzzle
NilaiJawabanSoal/Petunjuk JOGLO Gaya bangunan khas Jawa, atapnya menyerupai trapesium RUMAH Tempat tinggal GRIYA Bangunan tempat tinggal; rumah ASRAMA Bangunan tempat tinggal bersama WISMA Bangunan untuk tempat tinggal KANDANG Bangunan tempat tinggal binatang GERHA Bangunan, kantor, tempat tinggal AGIL Bangunan tempat tinggal untuk awak kapal KAMALI Bentuk bangunan istana tempat tinggal raja APARTEMEN Jenis tempat tinggal; kondominium BIARA Bangunan tempat tinggal para biarawan dan biarawati FLAT Bangunan bertingkat, terbagi dalam beberapa tempat tinggal HABITAT Tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang biak KONDOMINIUM Bangunan bertingkat yang terbagi dalam beberapa tempat tinggal ALAMAT Nama dan tempat tinggal seseorang HUNI Tempat tinggal HUNIAN Tempat tinggal KEDIAMAN Tempat tinggal PANTI Tempat tinggal KOTA Daerah permukiman yang terdiri atas bangunan rumah yang merupakan kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan masyarakat BERBOYONG Berpindah tempat tinggal beserta seluruh keluarga dan seluruh barang miliknya para transmigran ~ ke luar Jawa; CAKELA Bangunan tempat tinggal yang khusus disediakan untuk pelacuran kadang- kadang merangkap sebagai tempat tinggal si pelacur; rumah pelacuran KAVELING TANAH - Tanah biasanya untuk bangunan atau tempat tinggal yang sudah dipetak-petak dalam ukuran tertentu oleh pemerintah sesuai dengan rencana tata kota dsb; tempat tanah kaveling GEDUNG Bangunan PANTEON 1 kuil candi tempat pemujaan dewa-dewa; 2 bangunan tempat pemakaman atau yang di dalamnya terdapat tanda-tanda peringatan kpd orang kenamaan yang t...
Tetapijika anda melihat iklan yang tidak sesuai atau tidak pantas di website kbbi.web.id, ini silakan klik. Definisi/arti kata 'petak' di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah /pétak/ n 1 bagian ruang yang bersekat; kotak: ruang perahu itu ada delapan --; 2. Desain Rumah Jawa dan Joglo – Jika membahas soal desain rumah tentu tidak ada habisnya, mengingat setiap orang pun memiliki hobi dan kriteria yang berbeda-beda tentang bentuk bangunan mereka. Bagi Anda yang ingin agar bangunan rumah terlihat lebih unik, serta memiliki gaya yang khas. Maka perhatikanlah beberapa contoh desain rumah Jawa dan Joglo untuk referensi ide unik Anda. Keunikan Desain Rumah Jawa dan Joglo yang Diminati Semua orang tentu menginginkan rumah yang nyaman untuk ditinggali, salah satu caranya dengan mendesain bagian luar dan dalam ruangan rumah. Memperindah seluruh bagian ruangan adalah cara yang tepat, misalnya membangun rumah dengan gaya atau model tertentu. Bentuk dan jenis rumah dibuat dan didesain sesuai dengan karakter dan ciri khas suatu bangsa. Sehingga rumah juga dijadikan suatu simbol atau ciri khas yang unik untuk menandakan bahwa sekelompok orang merupakan bagian dari suku atau bangsa tertentu. Penyesuaian desain bentuk rumah juga didasarkan atas kondisi lingkungan sekitar serta kriteria Anda pada bidang seni tertentu. Salah satu bangunan unik adalah contoh desain rumah Jawa dan Joglo yang bisa Anda jadikan sebagai ide membangun rumah di masa depan. Rumah Joglo, yakni rumah khas adat Jawa yang cukup unik dengan bentuk atapnya yang besar melengkung di setiap ujung menjadi sebuah simbol adat sekaligus kebangsawanan. Namun, kini bentuk rumah Joglo juga bisa didesain dengan gaya kontemporer namun tidak mengubah atap. 45 Ide Menarik Contoh Desain Rumah Jawa dan Joglo Rumah Joglo bisa Anda jadikan sebagai inspirasi untuk membangun tempat tinggal mewah, megah seperti pada dasarnya bangunan tersebut. Sekaligus menjadi tempat tinggal yang unik dan memiliki nilai estetika cukup tinggi seperti pada beberapa contoh di bawah ini. 1. Rumah Mewah dengan Atap Joglo Ciri khas yang paling ditonjolkan dari rumah Joglo bisa Anda lihat pada atapnya yang sangat khas. Bentuknya mirip seperti topi dengan ujung atap yang dibuat memanjang tidak lancip. Namun, bagian dinding dan beberapa sudut lainnya dibuat dan didesain lebih modern. 2. Rumah Joglo dengan Dinding dan Pondasi Kayu Rumah adat Jawa yang asli memang didominasi oleh material yang seluruh bagiannya terbuat dari kayu, mulai dai dinding, kusen, hingga pondasi rumah. Anda bisa mempertahankan keunikan desain tersebut, tetapi mengubah material keramik di lantainya. 3. Bangunan Pendopo Adat Joglo Selain rumah, desain dan keunikan bangunan khas adat dari rumah Joglo biasanya dijadikan sebagai model untuk membangun tempat lainnya, seperti pendopo. Anda bisa melihat perbedaan mendasar bahwa rumah selalu memiliki dinding sedangkan pendopo tidak. 4. Rumah Joglo Kekinian dengan Pendopo Jika Anda ingin mengetahui kemiripan Joglo pada beberapa bangunan tentu lebih sering menemukan contohnya seperti pada balai pendopo desa, kantor desa, dan sebagainya. Namun, beberapa orang masih menyukai desain rumah joglo beserta pendopo untuk teras. 5. Rumah Adat Joglo Klasik dengan Kolam Renang Mewah Meskipun desain dan bentuk rumah Joglo cukup kuno, tetapi Anda bisa menambahkan beberapa ruang dan fasilitas mewah. Agar rumah tersebut terkesan cukup klasik namun tetap elegan dan kekinian. Seperti contoh gambar di atas dengan menambah kolam renang. 6. Rumah Tradisional Adat Jawa Berbeda dari contoh desain rumah Gadang yang atap bagian teratasnya memiliki panjang yang sejajar dengan bagian bawah dengan lengkung menjulang lancip. Rumah adat Jawa memiliki atap bagian atas yang ukuran panjangnya lebih kecil sedangkan melebar di bawah. 7. Rumah Joglo Tradisional yang Unik Rumah Joglo bagi beberapa orang masih dijadikan sebagai desain utama yang menarik. Jika Anda melihat beberapa masyarakat di daerah Jawa Tengah, atau Jawa Timur perbatasan daerah tengah dan bagian barat kebanyakan masih menggunakan gaya Joglo. Semua bangunannya terbuat dari kayu dan atap khas Joglo, begitupun pagarnya tepat di depan teras. 8. Joglo dengan Teras Sangat Luas Mengelilingi Rumah Rumah Joglo yang mewah umumnya hanya dibangun di kalangan bangsawan saja pada zaman dulu. Beberapa rumah Joglo yang megah masih dijaga dan dihuni hingga kini, dengan bentuk bangunan persegi yang megah dikelilingi oleh teras yang mengitari ruang. 9. Rumah Joglo Perpaduan Gaya Modern Rumah Joglo yang dibangun dengan model kekinian juga menambah suasana yang nyaman serta tampilan mewah. Anda bisa membangun ruang utama di tengah dengan gaya Joglo yang khas dan megah beserta lampu terasnya. 10. Rumah Megah dan Luas dengan Gaya Joglo Anda juga bisa menerapkan desain rumah Joglo seperti bentuk aslinya, namun mengganti beberapa materialnya agar lebih modern. Seperti dinding bata dan semen dengan teknik cor, serta menggunakan keramik pada lantai atau bagian tertentu dinding, sekaligus dari kaca. 11. Rumah Mewah Kekinian Perpaduan Gaya Joglo Anda akan terkesan ketika bangunan rumah dibuat lewat perpaduan klasik dan modern dari Joglo dan rumah kekinian. Bangunan mewah tersebut memiliki dinding yang terbuat dari susunan batu alam, sementara masih menggunakan atap Joglo dan teras mirip pendopo. 12. Rumah Joglo Kasih dengan Taman Mewah Beberapa orang yang masih memiliki minat untuk melestarikan keunikan adat dan budaya Jawa juga mendesain rumahnya berbentuk Joglo. Semua bagian rumah dibuat mirip bangunan Joglo yang asli, dinding dan pintunya terbuat dari kayu dengan dihiasi taman asri. 13. Rumah Joglo Bertingkat yang Mewah Bangunan Joglo yang umumnya tampak klasik dan kuno bisa Anda jadikan sebagai sebuah ide baru yang mengesankan. Caranya dengan memadukan cara atau teknik serta gaya pada bangunan rumah modern ala Joglo, tetap gunakan atap khas namun pilih gaya kini. 14. Rumah Joglo Mewah Bentuk L Desain rumah Joglo yang klasik namun tetap mewah ketika bangunan dibentuk seperti huruf L. Kemudian bangunan rumah dibuat dengan desain interior yang cukup mewah, dan di luarnya dilengkapi dengan kolam renang yang besar halaman rumput yang cukup luas. 15. Rumah Joglo Megah dengan 2 Bangunan Kembar Aneka rumah Joglo kekinian sudah banyak dimodifikasi dengan gaya yang cukup unik dan modern. Bangunan lebih megah dengan desain rumah Joglo di bagian utama tepat di antara kedua bangunan kembar yang lebih tinggi dan megah dengan atap Joglo yang masih khas. 16. Rumah Joglo di Kompleks Perumahan Anda juga bisa menerapkan desain konsep rumah Joglo di kompleks perumahan yang cenderung padat. Anda dapat memilih beberapa material yang cukup modern dan kuat, namun tetap menggunakan kayu pada beberapa bagian seperti jendelam pagar, dan tiang. 17. Bangunan Unik Joglo dengan Ukiran Rumah yang didesain mirip bangunan kuno memang terlihat sangat unik dan klasik. Seperti pada gambar di atas, banyak perpaduan karya seni pada gaya Joglo. Mulai dari ukiran dan bentuk lengkung di bawah atap Joglo. Serta perpaduan mode dinding bata, kayu, dan besi. 18. Rumah Mewah Tradisional Jawa dengan Kolam Renang Rumah adat Joglo juga sangat menarik jika interiornya didesain dengan perpaduan gaya klasik dan modern. Anda bisa menambahkan kolam renang di bagian halaman belakang rumah adat. Serta membangunnya dengan lantai keramik dan hiasan yang bergaya vintage. 19. Rumah Joglo Kekinian di Kompleks Perumahan Jika Anda seorang yang menyukai perpaduan seni klasik dan modern, maka cobalah contoh desain satu ini. Gabungkan mode klasik dari rumah adat Joglo khususnya pada atap rumah, dan bangunlah rumah gaya modern dengan teknik cor serta gaya bertingkat kekinian. 20. Rumah Joglo Modern yang Megah dengan Kolam Renang Desain unik dari rumah Joglo yang cukup megah selanjutnya dihiasi oleh dinding sekaligus jendela yang terbuat dari kayu dengan tirai hias yang indah. Anda bisa menghiasi bagian eksteriornya dengan kolam renang pribadi serta taman dengan batuan untuk jalan setapak. 21. Rumah Joglo dengan Halaman Belakang Mewah Rumah adat Joglo yang bangunannya tidak diubah, dan tetap sama seperti yang asli bisa dihias dengan beberapa sarana menarik. Seperti kolam renang pribadi di halaman belakang, padang rumput dan pijakan kaki yang berbentuk bulat menuju tangga, serta tanaman bunga. 22. Rumah Tradisional Khas Jawa Desain rumah yang unik dan sederhana yang masih ada hingga kini bisa Anda lihat dari contoh desain rumah di kampung yang tradisional dan khas. Tidak seperti bangunan Joglo yang terlihat cukup mewah, rumah ini terlihat lebih minimalis dengan atap segitiga. 23. Bangunan Rumah Panggung Megah Joglo Bangunan rumah joglo yang megah juga bisa dibuat dengan posisi yang lebih tinggi untuk memperlihatkan bagian bangunan inti rumah. Sedangkan bagian panggungnya disanggah oleh material batuan alam yang kokoh. 24. Rumah Tradisional Jawa Sederhana Rumah tradisional Jawa yang sering dibangun oleh masyarakat di kampung memiliki ciri sisi atapnya segitinga. Kemudian terdapat peneduh di kanan kiri atap yang cukup lebar serta di depan. 25. Rumah Megah Atap Joglo dengan Dinding Modern Contoh desain rumah Jawa dan Joglo yang tampak sangat megah dibangun dengan ukuran yang lebih besar serta dengan atap Joglo bersusun. Dinding yang digunakan untuk bangunan rumah Joglo ini adalah batu bata merah serta pintu dan kusen kayu yang unik. 26. Rumah Joglo di Atas Kolam Renang Salah satu contoh desain rumah Jawa dan Joglo yang sangat mewah selanjutnya didesain di atas kolam renang dengan lengkungan unik yang luas. Sebenarnya rumah ini dibangun di posisi tengah kolam sehingga terlihat seolah sedang mengapung di atas air. 27. Rumah Joglo Berderet dan Bersambung Beberapa contoh desain rumah klasik adat Jawa tersebut juga terbuat dari material kayu secara keseluruhan. Dibuat bersambung dan berderet seolah oleh bangunan tersebut terdiri dari beberapa bagian yang memanjang dengan pola atap bagian utama seperti pot terbalik. 28. Rumah Joglo Bertingkat Ala Kekinian Anda juga bisa membangun bangunan seperti contoh desain rumah Jawa dan Joglo di atas dengan memadukan beberapa material. Bangunan tersebut memiliki cat warna yang cukup beragam agar terkesan unik namun kekinian. 29. Gaya Rumah Joglo Elegan yang Mewah Rumah Joglo juga bisa dimodifikasi dengan menambahkan beberapa hiasan seperti contoh desain rumah Jawa dan Joglo di atas. Misalnya dengan tirai dan lampu hias di tiap tiang teras, serta ditambah dengan kolam renang pribadi. 30. Rumah Joglo Gaya Natural Contoh desain rumah Jawa dan Joglo yang terlihat natural dibangun dengan dikelilingi tanaman rimbun dan asri. Kolam renangnya pun dibuat di tengah halaman rumput yang luas beserta beberapa tanaman bunga. 31. Rumah Panggung Joglo dengan Kolam Rumah panggung seperti pada contoh desain rumah Jawa dan Joglo ini dibangun lebih tinggi dibandingkan lahan sekitarnya. Kemudian di depan rumah ditambahkan kolam agar lebih unik dengan tangga untuk melewati kolamnya. 32. Rumah Panggung Joglo Sederhana dengan Teras Umumnya rumah Joglo memang selalu dibangun dengan menyertakan ruang yang digunakan sebagai teras. Di teras terdapat beberapa tiang penyangga atap, dengan bangunan yang lebih tinggi disertai tangga untuk mencapai lantainya. 33. Rumah Joglo dengan Desain Taman Unik Contoh desain rumah Jawa dan Joglo yang cukup unik sebenarnya selalu didukung oleh sarana yang dibangun di sekitarnya. Seperti taman dan kolam renang, disertai beberapa pijakan bermotif untuk melewati halaman rumput. 34. Teras Rumah Joglo Anda bisa memasang bangunan mirip Joglo hanya di beberapa bagian rumah agar terkesan unik, seperti pada bagian terasnya saja. Sementara membangun bagian lainnya dengan model sederhana dan simpel. 35. Rumah Mewah Modern Perpaduan Joglo Anda mungkin terkesan jika melihat bangunan rumah mewah modern yang cenderung dibuat dengan gaya kekinian dipadukan gaya tradisional Joglo. Bangunan tersebut tampak dipenuhi oleh materian kayu jati yang kokoh serta bagian dengan material yang kini populer. 36. Rumah Joglo Simpel Rumah Joglo sebenarnya tampak lebih sederhana dari luar, Anda juga bisa membangun teras yang kecil atau luas. Tetapi ciri khasnya adalah memiliki ruang yang sangat luas di bagian interior bangunan rumah. 37. Rumah Joglo Minimalis yang Unik Tidak hanya rumah berukuran besar dan megah saja, Anda juga bisa membangun rumah Joglo berukuran minimalis tapi kekinian. Atapnya dibuat dengan bentuk bersusun serta dindingnya dibuat mirip seperti pada bangunan rumah modern pada umumnya. 38. Rumah Adat Jawa Sederhana Selanjutnya rumah adat Jawa juga bertransformasi menjadi lebih sederhana dan simpel dengan kedua sisi atap rumah berbentuk segitiga. Serta terdapat bagian peneduh yang umumnya diletakkan di atas teras. 39. Rumah Joglo Minimalis dan Mungil Rumah Joglo yang unik selanjutnya dibangun dengan dikelilingi kolam ikan, serta terdapat teras kecil di depan rumah. Seluruh bangunannya terbuat dari kayu dengan ruang yang cukup mungil serta perabot minimalis. 40. Rumah Adat Joglo Klasik Hingga Kini Jika Anda mengunjungi wilayah pedesaan di beberapa area Jawa Tengah, atau Jawa Timur bagian barat maka akan menemui bangunan rumah Joglo yang masih terjaga. Tampaknya memang sudah tua, namun terdapat beberapa perbaikan seperti pada lantai keramiknya. 41. Rumah Joglo di Pegunungan Rumah Joglo sangat cocok jika dibangun di area pegunungan yang sejuk, dengan beberapa material seperti batuan untuk lapisan bawah rumah. Serta dinding dan jendela seperti bangunan rumah modern pada umumnya. 42. Rumah Joglo Minimalis dengan Kolam Renang Bangunan rumah adat yang dibuat berderet mungil juga tidak kalah unik. Kemudian terdapat taman yang rapi di depannya sekaliguas kolam renang mungil dikelilingi tanaman teduh. 43. Bangunan Rumah Joglo Kontemporer Selanjutnya Anda bisa membangun rumah yang cukup sederhana namun sedikit lebih mewah. Karena terdapat perpaduan material bangunan seperti batu alam keramik, dan kayu. 44. Deretan Rumah Joglo Minimalis di Kompleks Pemukiman Padat Rumah tradisional Jawa yang cocok dibangun pada area pemukiman yang cukup padat seperti pada gambar di atas. Bangunan atapnya berbentik prisma segitiga terbaring, dibuat dengan teras dan pagar kayu. 45. Rumah Adat Joglo dengan Teras dan Pagar Kayu Rumah Joglo selanjutnya dibangun seperti rumah panggung, namun memiliki area teras yang diberi pagar dari kayu. Serta tangga di depan teras untuk menggapai area rumah tersebut. Berbagai contoh desain rumah Jawa dan Joglo yang telah dijelaskan di atas bisa dijadikan sebagai ide menarik untuk membangun rumah yang unik dan nyaman. Selain megah dan indah, rumah Joglo selalu menandakan simbol khas masyarakat adat Jawa. 45 Contoh Desain Rumah Jawa dan Joglo Klasik dan Modern
Sehinggasetiap daerah di Jepang memiliki gaya arsitektur bangunan yang khas. listrik untuk bangunan terutama pada segi pencahayaan dari lampu. 13 Dibingkai oleh bangunan tempat tinggal di
Zaman sekarang membangun rumah bergaya adat sudah tidak terlalu umum, karena kebanyakan orang cenderung lebih memilih rumah bergaya modern. Namun tentu, rumah joglo tetap ada peminatnya. Apakah Anda tertarik membangun rumah dengan sentuhan adat Jawa namun masih kekurangan informasi untuk membangun? Kali ini homify memiliki ulasan lengkap mengenai rumah joglo atau rumah adat Jawa; mulai dari jenis-jenisnya, kelebihan dan kekurangannya, serta perkiraan biaya membangunnya. Tentu, hal ini juga tergantung dari preferensi Anda, apakah ingin rumah masa depan Anda sepenuhnya didesain seperti rumah joglo atau modern dengan sentuhan Jawa yang tradisional namun disimak, dijamin Anda akan lebih terinspirasi untuk membangun rumah bergaya joglo Anda. 1. Jenis-jenis rumah adat Jawa Rumah adat Jawa atau rumah joglo umumnya didirikan oleh masyarakat yang tinggal di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ciri khas rumah adat Jawa adalah bentuk atap ruang utama yang tinggi dan disangga oleh empat tiang yang disebut soko joglo mengacu pada ruang utama sekaligus ciri khusus rumah adat Jawa. Ruang utama yang dimaksud adalah sebuah ruang terbuka tanpa dinding, berfungsi sebagai ruangan di mana tuan rumah menemui para tamunya, berbincang-bincang dengan anggota keluarga, atau sebagai tempat berlangsungnya acara ritual, musyawarah, atau hajatan acara pernikahan, khitanan, dll..Sedangkan ruangan lainnya adalah pringgitan tempat pertunjukan wayang kulit, dan tiga senthong ruangan tertutup yang terletak di tengah, kanan, dan kiri rumah joglo. Tiga senthong ini berfungsi sebagai area pribadi penghuni rumah, yaitu kamar-kamar tidur dan ruang ada juga bangunan tambahan yang berada di samping kanan atau kiri rumah yang berfungsi sebagai dapur. Menurut bentuk keseluruhan dan bentuk kerangkanya, rumah joglo dibedakan menjadi Joglo nomjoglo muda, bentuk atapnya memanjang dan tinggi Joglo tuwojoglo tua, atapnya tidak memanjang dan cenderung mendatar rebah Joglo lananganjoglo pria, rumah joglo yang menggunakan konstruksi dari balok kayu tebal Joglo wadonjoglo wanita, rumah joglo ini menggunakan rangka kayu yang cenderung pipih. 2. Cara membangun dan perkiraan biaya rumah adat Jawa Bahan Rumah adat Jawa di masa lalu semua bagiannya terbuat dari kayu, baik tiang-tiang utama, balok penyangga atap, lantai, maupun dinding bagian dalam rumah joglo. Untuk tiang-tiang penyangga biasanya terbuat dari kayu jati, sedangkan bagian lainnya terbuat dari kayu sonokeling. Sedangkan penutup atap yang lazim digunakan adalah genteng tanah Cara membangun atap rumah joglo Seluruh permukaan tanah dipadatkan agar tidak menurun saat tiang soko guru pondasi diletakkan, kemudian soko guru dipasang dengan jarak yang sama. Setelah soko guru terpasang, tahap selanjutnya adalah memasang konstruksi penyangga sari dipasang di atas soko guru. Kemudian kuda-kuda diletakkan di atas ring balok, lalu diikat menggunakan gording. Balok berukuran 5 x 10 cm dipasang diagonal di antara kuda-kuda. Kayu kaso kasau dipasang di atas gording. Kemudian reng dipasang di atas kasau. Jarak reng disesuaikan dengan jenis penutup atap yang akan digunakan. Pasang penutup atap. - Perkiraan biayaMengingat seluruh bagian rumah adat Jawa asli terbuat dari kayu, maka diperlukan sekitar 5,7 meter kubik kayu untuk membangun pendoponya saja. Kayu jati hanya digunakan untuk bagian penyangga soko guru saja, karena akan sangat berisiko bila seluruh kerangka penyangga atap juga dibuat dari kayu biaya secara garis besar adalah Kayu jati per meter kubik Rp 7 juta 5,7 meter kubik kayu sonokeling Rp 6 juta = Rp 34, 2 juta Genteng tanah liat Rp 1100 3. Bagian rangka atap rumah adat Jawa Tiang-tiang soko guru biasanya lebih tinggi dari tiang-tiang lain di rumah joglo. Pada kedua ujung soko guru biasanya dilengkapi ornamen. Masing-masing soko guru disambungkan oleh balok kayu yang diberi nama tumpang sari dan sunduk. Di atasnya terdapat susunan rangka atap rumah joglo yang kompleks, dengan setiap bagian yang memiliki namanya singkat, masing-masing bagian rangka atap rumah joglo dapat dijabarkan sebagai berikut Molo, balok yang terletak di bagian paling atas dan dianggap sebagai kepala bangunan Pengeret, balok penghubung sekaligus stabilisator antar tiang. ini adalah kerangka atap rumah bagian atas yang melintang sesuai lebar rumah dan dikaitkan dengan blandar Ander, balok di atas pengeret untuk menopang molo Geganja, berfungsi sebagai penguat ander Sunduk, stabilisator tiang yang berfungsi untuk menahan goncangan Kili, balok kayu untuk mengunci tiang dan cathokan sunduk Santen, penyangga yang terletak di antara pengeret dan kili Pamidhangan, rongga yang terbentuk oleh rangkaian balok pada brunjung Dhadha manuk, balok pengeret yang berada di tengah pamidhangan Panitih Penangkur Dudur, balok penghubung sudut persilangan penitih, penanggap, dan penangkur dengan molo Kecer, balok penyangga molo sekaligus penopang atap Emprit ganthil, pengunci purus tiang yang menonjolElar, ekstensi soko guru bagian atas yang mengarah keluar Songgo uwang, konstruksi penyangga untuk keperluan artistik. 4. Keunikan konstruksi rumah adat Jawa Konstruksi rangka atap joglo terdiri dari sistem cathokan dan sistem purus. Seperti terlihat pada gambar, sistem purus adalah sistem konstruksi knockdown dengan tonjolan dan lubang yang saling mengunci. Sedangkan sistem cathokan terdiri dari dua permukaan cekung yang akan saling mengunci bila dipertemukan. Mirip seperti sistem konstruksi pada rumah prefabrikasi. Dengan adanya dua sistem ini, rumah adat Jawa dapat dibangun dengan tanpa bantuan paku maupun baut. 5. Kelebihan rumah adat Jawa Sebagai kekayaan arsitektur tradisional Indonesia, rumah adat Jawa memiliki kelebihan sebagai berikut Berkat adanya bentuk atap yang meruncing di bagian tengah, udara di dalam rumah akan terasa sangat sejuk. Tersedia area cukup luas untuk bersosialisasi, baik dengan sesama anggota keluarga atau tamu yang datang pembagian ruang untuk semua keperluan, baik untuk aktivitas jasmani maupun rohani. Rumah joglo dapat dipindahkan ke lokasi lain, sama seperti rumah prefabrikasi. Lantaran semua bagiannya terbuat dari kayu, rumah adat Jawa lebih mampu mengatasi hawa panas yang datang dari luar. Lebih ramah lingkungan dan sisa material tidak sulit dibersihkan. 6. Kekurangan rumah adat Jawa Agar seimbang, kekurangan rumah adat Jawa yang disebutkan di bawah ini juga perlu diketahui Pada dasarnya, rumah joglo adalah rumah para bangsawan atau orang kaya jaman dahulu. Diperlukan lahan yang sangat luas untuk bisa membangun rumah joglo asli yang lengkap dengan pendopo, pringgitan, senthong, dan gandhok. Diperlukan biaya cukup besar untuk membangun rumah adat Jawa asli, akibat semakin mahalnya harga material kayu. Segala aktivitas yang dilakukan di pendopo akan terlihat dengan jelas oleh para tetangga. Jelas kurang cocok untuk mereka yang menyukai privasi tinggi. Bila genteng penutup atap bergeser atau pecah, maka ruangan di bawahnya akan bocor saat hujan dan terpapar cahaya matahari langsung saat cuaca sedang cerah. Tanpa adanya dinding penutup, lantai area pendopo lebih mudah kotor akibat debu. 7. Tips memadukan gaya Jawa dan gaya modern di rumah Seperti yang telah kami ungkapkan di awal artikel ini, apa yang paling sesuai untuk sebuah masyarakat adalah segala hal yang berasal dan diciptakan di mana mereka tinggal. Meski demikian, waktu terus berjalan. Apa yang dulunya paling sesuai untuk suatu masyarakat harus bisa beradaptasi dengan perubahan. Demikian juga arsitektur tradisional Jawa bisa disesuaikan agar relevan dengan situasi terkini, agar tetap dicintai dan diingat oleh masyarakat sepanjang masa. Menurut homify, beginilah caranya Rumah adat Jawa masa kini tidak harus terbuat dari kayu seluruhnya. Agar lebih hemat biaya, semen, batu bata, atau beton bisa digunakan sebagai pengganti kayu untuk dinding, Untuk nuansa tradisional yang lebih otentik, pertimbangkan dinding batu bata ekspos. Bila ingin memiliki rumah adat Jawa tapi tak ingin repot membangunnya, kini sudah tersedia joglo siap pakai. Saat ini rumah joglo knockdown seluas 224 meter persegi dengan 5 kamar tidur telah dijual bebas dan ditawarkan seharga Rp 325 juta. Ingin hadirkan nuansa Jawa tapi tak ada dana membangun atau membeli rumah joglo? Jangan galau. Tatalah interior ruangan dengan memadukan gaya Jawa dan gaya modern. Misalnya dengan menempatkan furnitur berukir, lampu gantung kuno, atau cermin berukir di ruangan Anda. Ganti pelapis sofa dan sarung bantal kursi dengan batik. Agar lebih jelas, mintalah bantuan profesional untuk merancang tata ruang Jawa modern. Keterbukaan ala pendopo rumah joglo bisa diterapkan dengan menciptakan ruang terbuka sebanyak mungkin, dan tersebar di beberapa titik rumah. Misalnya di halaman belakang, di samping rumah, dan depan rumah. Area terbuka tidak perlu luas, tapi cukup menampakkan suasana luar ruangan. Misalnya, sebuah ruang makan dan dapur yang berhadapan dengan taman kecil. Harga Material Rumah Joglo Rumah joglo modern merupakan pilihan tepat jika Anda menginginkan rumah adat jawa yang praktis. Namun jika ingin membangun rumah joglo jawa 100% seperti aslinya, atau setidaknya meniru gambar rumah joglo di atas, pastikan Anda mampu membiayainya. Anda juga perlu mengetahui harga pasaran material kayu jati dan genteng tanah liat yang digunakan untuk atap joglo. Berikut estimasi harga terbaru tahun 2020 yang dirangkum dari berbagai jati olahanUkuran tebal 3cm, lebar 10 – 30cm, panjang 400cm Rp14,5 – Rp17 4cm, lebar 12 – 30cm, panjang 400cm Rp15,5 – Rp17,5 5cm, lebar 12 – 30cm, panjang 400cm Rp17 – Rp19,5 6cm, lebar 12 – 30cm, panjang 400cm Rp18,5 – Rp20 jati logA1 panjang 100 – 190cm, diameter 16 – 19cm Rp2,5 – Rp4 juta/m3A2 panjang 100 – 190cm, diameter 22 – 28cm Rp4 – Rp7 juta/m3A3 panjang 100 – 190cm, diameter 30 – 39cm Rp7 – Rp10 juta/m3A4 panjang 100 – 190cm, diameter 40 – 49cm Rp10 – Rp12 juta/m3Genteng tanah liatGenteng super gojer/morando kodok/prentul/goodyear mintili jumbo/turbo garuda plentong Cara Menghitung Biaya Membangun Rumah Tingkat Minimalis Cek9o8l.
  • f2agx2ncpd.pages.dev/344
  • f2agx2ncpd.pages.dev/227
  • f2agx2ncpd.pages.dev/82
  • f2agx2ncpd.pages.dev/285
  • f2agx2ncpd.pages.dev/380
  • f2agx2ncpd.pages.dev/187
  • f2agx2ncpd.pages.dev/186
  • f2agx2ncpd.pages.dev/275
  • f2agx2ncpd.pages.dev/352
  • gaya bangunan terutama untuk tempat tinggal khas jawa